Army of Thieves (2021) – prekuel unik dari Army of the Dead yang mengusung nuansa heist Eropa, karakter quirky, dan momen pencurian penuh estetika. Simak ulasan lengkapnya di sini!
Kalau Pencurian Itu Sebuah Seni, Maka Ini Konser Diam-Diam Paling Menegangkan
Di Balik Brankas dan Ketegangan: Dunia Pencurian Gaya Eropa dalam Army of Thieves
Matthias Schweighöfer (yang juga menyutradarai film ini) membawa kita melihat dunia melalui sudut pandang Ludwig Dieter—seorang ahli brankas yang canggung tapi penuh gairah terhadap mekanisme dan simetri. Alih-alih adrenalin membabi buta, film ini menyuguhkan pencurian dengan rasa estetis, hampir seperti menonton seorang pianis memainkan Chopin... hanya saja targetnya adalah baja setebal puluhan sentimeter.
Ada nuansa Eropa yang kental—dari lanskap kota, hingga dialog yang tak terburu-buru. Dunia dalam Army of Thieves bukan cuma latar belakang, tapi bagian dari karakter itu sendiri.
Ludwig Dieter: Jenius Canggung yang Mencuri Hati, Bukan Hanya Brankas
Satu momen kecil yang terus terngiang di kepala saya adalah ketika Sebastian berkata, “This is not just a job, it’s a calling.” Di balik semua kejenakaannya, ada kesungguhan yang tulus dari seseorang yang ingin merasa dibutuhkan. Dan itulah yang bikin dia begitu relatable.
Gwendoline (diperankan oleh Nathalie Emmanuel) juga tidak kalah menarik. Dia bukan sekadar "love interest", tapi otak di balik tim yang mengundang Sebastian. Dinamika mereka bukan sekadar romansa tipikal, tapi lebih pada dua orang yang saling memahami dalam diam—di tengah denting kode dan tekanan waktu.
Momen Paling Berkesan: Saat Jari-Jari Menari di Atas Baja
Adegan ini bukan tentang aksi—ini tentang rasa. Tentang betapa indahnya dunia jika kita benar-benar memperhatikan detil-detilnya.
Visual Lembut, Atmosfer Eropa: Army of Thieves Bukan Sekadar Film Pencurian
Editing dalam adegan heist sangat rapi, bahkan terasa seperti menonton koreografi. Alih-alih kekacauan, kita disuguhkan ritme yang hampir musikal. Bahkan penjelasan tentang brankas yang biasanya membosankan, di sini justru dibuat sinematik dan indah.
Menjadi Diri Sendiri di Dunia yang Serba Bising: Refleksi dari Seorang Tukang Kunci
Film ini juga berbicara tentang mencari tempat untuk merasa berarti. Tentang bagaimana bahkan seorang tukang kunci pemalu bisa jadi pahlawan—dengan caranya sendiri.
Untuk Siapa Film Ini Cocok? Army of Thieves dan Daya Tariknya untuk Penikmat Heist yang Anti-Mainstream
Film ini cocok untuk kamu yang bosan dengan heist film penuh kekerasan. Buat kamu yang suka karakter quirky, suka estetika ala Eropa, atau hanya ingin menikmati ketegangan tanpa harus lari-lari sambil melempar granat.
Cocok untuk penonton yang suka Ocean’s Eleven tapi ingin versi yang lebih lembut, penuh hati, dan tetap cerdas. Juga pas untuk kamu yang ingin melihat sisi lain dari dunia Army of the Dead tapi tanpa teror zombie.